Aliran Sesat, Isu Gay, Poligami, Aborsi: Perang Pemikiran Antar Peradaban (Agama?) atau Politik Internasional
Tidak ada yang dapat menjelaskan secara umum bagaimana dan akan kemana aliran isu akan berakhir atau ditujukan.
Dalam perang modern dan kampanye perang psikologis yang sangat rumit dan kompleks, banyak yang berpendapat bahwa akhir-akhir dari semua itu ujung-ujungnya adalah satu yaitu perusahan dan pemburukan citra Islam sebagai agama dan muslim sebagai penganutnya. Dan secara tidak langsung juga melemahkan dan mengkeroposkan negara-negara yang penduduknya masih lebih banyak beragama Islam.
Di Indonesia, orang-orang Islam tenang-tenang saja menghadapi isu ini walau selalu dibombardir oleh media-media raksasa 'yang disetir' yang anehnya pembaca dan pemirsanya banyak yang muslim juga.
Mengapa orang Islam tenang-tenang saja?? Itulah isu yang membuat bingung banyak kalangan. Di lain pihak sikap tenang itu dapat diartikan sebagai kelemahan yang bermakna bahwa ternyata tidak ada yang dapat melindungi penganut agama ini dari serangan-serangan psikolois terebut karena kevakuman kepemimpinan yang kuat dalam masyarakat muslim di Indonesia.
Di lain pihak sikap tenang itu bisa juga diartikan bahwa muslim Indonesia begitu kuat sehingga tidak membuat panik kebanyakan elit agama sehingga dibutuhkan beberapa puluh atau ratusan serangan lagi untuk menghancurkannya.
Di antara dua arti sikap tenang elit agama Islam di Indonesia tersebut tampaknya hanya memberi dampak yang sama terhaap penganut agama di tingkatan akar rumput. Dalam pengertian pertama mereka menjadi orang yang diabaikan dan pada pengertian kedua mereka harus bersiap-siap di tengah kelelahannya untuk menerima serangan psikologis yang menguras pikiran berikutnya. Entah sampai kapan...
Di Indonesia, orang-orang Islam tenang-tenang saja menghadapi isu ini walau selalu dibombardir oleh media-media raksasa 'yang disetir' yang anehnya pembaca dan pemirsanya banyak yang muslim juga.
Mengapa orang Islam tenang-tenang saja?? Itulah isu yang membuat bingung banyak kalangan. Di lain pihak sikap tenang itu dapat diartikan sebagai kelemahan yang bermakna bahwa ternyata tidak ada yang dapat melindungi penganut agama ini dari serangan-serangan psikolois terebut karena kevakuman kepemimpinan yang kuat dalam masyarakat muslim di Indonesia.
Di lain pihak sikap tenang itu bisa juga diartikan bahwa muslim Indonesia begitu kuat sehingga tidak membuat panik kebanyakan elit agama sehingga dibutuhkan beberapa puluh atau ratusan serangan lagi untuk menghancurkannya.
Di antara dua arti sikap tenang elit agama Islam di Indonesia tersebut tampaknya hanya memberi dampak yang sama terhaap penganut agama di tingkatan akar rumput. Dalam pengertian pertama mereka menjadi orang yang diabaikan dan pada pengertian kedua mereka harus bersiap-siap di tengah kelelahannya untuk menerima serangan psikologis yang menguras pikiran berikutnya. Entah sampai kapan...
0 komentar:
Posting Komentar